Rabu, 11 April 2012

What the government should do to stimulate students to read more books?

okay, before i start it, I’d like to introduce myself. I am Shindy, an ordinaru people,,

Reading.. do you think it’s a good hobby? Exactly. 113 percentage right. Right. Reading is even the window of the world. You see, the first word God send to the prophet Muhammad saw. fifteen centuries ago, was Iqro’ meaning read. The importance of reading is no longer debatable.

Ladies and gentlemen,
Have you ever been to Japan? I haven’t, but my uncle has. I was so impressed when he told me that Japanese love reading so much. They are easily found reading books, on train, buses, even in public places, such as town hall, bank, post office, when they queue up for the turns. People all over the world get the precious lesson from Japan, when the biggest earthquake hit this country a few month ago. What is the lesson? The awareness of all Japanese to work together, the readiness to help others, and the reliable government to manage the citizen. No riot, robbery, nor violence are shown on TV.
Japan is the model of Asian country which is respectful, thoughtful, and prosperous. What is the relationship between this attitude and reading? Reading allows us to absorb knowledge and activate our brain to think about the real world. It also builds strong characteristic to improve, awareness, and understanding. So, reading habits will result in better educated society. If we want to improve the quality of Indonesian people, government should establish the national movement of reading habits. Where to start and how is it?

Ladies and gentlemen,
Students play crucial role to determine the future nation, so they are strongly encourage to read a lot. Due to the low level of economy in average, government should facilitate them to read more books. In what way? I guess, government should provide more books with qualified materials. Public library should be extended to reach sub district. Moving libraries must be increase both in frequency and quality.
More importantly, government has to campaign the culture of reading habits through electronic and printed media. The advertisement on TV is made in such a way that people from all levels can catch the massage.
If possible, send some experts to do research in Japan, to investigate, how Japanese government support people to read. The result of the research then is applied here. Stop corruption, use the corrupted money to cooperate with publisher to produce more books which inspire most people, to improve the quality of live.
Well, this is big homework for the government. Serious action is greatly expected. So reading became part of this life. Thank you for your attention.


Love You Always Guys..
Chindy

Selasa, 22 November 2011

Tak Rela


Suatu hari yang cerah di taman kota...

Reina :  Ra, kamu itu kenapa sih ? dari kemarin bawaannya murung terus. Cerita dong sama aku, mungkin aku bisa Bantu kamu. ( Duduk   
              disamping Naura yang tengah murung dan melmun )
Naura :  Aku bingun, Rei. Hatiku sakit. Apa aku harus melepasnya ?
Reina :  Kamu ada masalah apa sih ?? cerita dong, Ra.. ( Naura hanya diam ). Apa kamu lagi berantem sama Jason ??
Naura :  (Tersenyum tegar ). Begitulah.. Sampai kapan semua ini menghantuiku ? Atau mungkin akan membunuhku.
Reina :  Sampai segitunya, Ra ? (Naura tersenyum)
Naura  : (tersenyum seraya menatap Reina tajam ) Rei, bagaimana perasaanmu bila Adi selingkuh sama sahabatmu sendiri ?
Reina :  Kok kamu tanya gitu, Ra ?
Naura : Udah, jawab aja..
Reina :  Aku pasti cemburu, marah, dan akan mermbuat perhitungan dengan siapa saja yang jadi selingkuhan Adi. Apa Jason selingkuh,   
              Ra ?
Naura :  Yaa.. Jason selingkuh sama salah satu anak D’Paradise Six.
Reina :  Apa ?? Serius kamu, Ra ?? ( gelagapan )
Naura :  ( tersenyum kesal ). Di diary Jason, dia tulis kalaudia sebenarnya dia punya pacar selain aku dan pacarnya teman dekatku. Aku 
              nggak tahu lagi. Semuanya berjalan menyakitkan untukku ( menunduk dan menangis )
Reina :  ( memeluk Naura dengan perasan bersalah ). So sorry, Ra..

Jeni    :  Assalamu’alaikum..  ( hening sejenak )
Naura :  Jeni, kamu kemarin sama siapa ?
Jeni    :  sama mama, kak.
Naura :  Bohong !!
Jeni    :  Aku kemarindah telpon kakak loh..
Naura :  Sekarang kalian jujur aja !! siapa yang selingkuh sama Jason !!
Jeni    :  Apa ?? Kak Jason selingkuh ??
Naura :  Aku udah bingun. Aku udah nggak tahan. ( menangis )
Jeni    :  ( menelpon Jason ). Kak, kamu cepat ke basecamp !! udah, cepetan !!
Reina :  (diam dan gugup )

Tak berapa lama, Jason datang..

Jason :  Ada apa, Jen ? Naura, kenapa kamu nangis ?? ada apa sih ini ?? (bingung )
Jeni    :  Sekarang tolong jelaskan sama kita bertiga, kenapa kakak selingkuh dan sama siapa kakak selingkuh ?? (suasana memanas)
Jason :  hah ?? Selingkuh ?? Sama siapa ?? (bingung )
Naura :  Jason, sekarang tolong bilang sama aku, siapa yang jadi selingkuhanmu (menatap tajam Jason )
Jason :  Selingkuhan ?? Aku nggak selingkuh, sayang..
Naura :  Jason, tolong jujur sama aku !!! ( menangis )
Jason :  (beranjak dari tempat duduknya menuju Reina).
              Rei, ini saatnya kita jujur.. (reina ragu )


               Aku yang tak pernah bisa lupakan dirinya
               Yang kini hadir diantara kita
               Namun ku juga takkan bisa, menepis bayangmu
               Yang selama ini temani hidupku

               Maafkan aku menduakan cintamu
               Berat rasa hatiku tinggalkan dirinya
               Dan demi waktu yang bergulir disampingmu
               Maafkanlah diriku sepenuh hatimu
               Seandainya bila ku bisa memilih…

Naura :  kamu jahat, Jason !! jahat !! kamu juga, Rei !! kamu tega banget sama aku !!
Jeni    :  Udah kak.. tenang ..
Reina :  Maafi aku, Ra.. Bukan maksudku untuk mengambil Jason darimu.. aku terlanjur mencintai Jason. Tapi aku juga takut kehilangan 
             kamu, sahabatku..
Naura : Tapi kenapa, Rei ?? kenapa harus Jason ??
Jason : Jangan salahkan Reina, Ra. Ini salahku. Aku yang mulai kisah n sama Reina. Maafkan aku..
Naura :  Kenapa, Jas ? Kenapa kamu selingkuh ?? (menangis)
Jason :  (diam)
Naura :  Jawab, Jason !!
Jason :  Kamu mau tahu kenapa ?? aku seling sama Reina biar kamu juga tau gimana rasanya dihianati. Jangan kira aku nggak tahu 
             kalau sebenarnya selingkuh sama Adi !!
Reina :  Apa ??!! (kaget dan marah )
Jason :  Selain itu, kamu juga sekarang udah berubah. Kamu bukan Naura yang dulu. Kamu sekarang udah nggak tahu aturan. Udah nggak bisa diatur. Kamu udah berubah drastis !! aku lebih suka sama Naura yang dulu .. maafkan aku jika kamu terluka ..
Naura :  Kamu jahat, Jas!! Jahat !!
Jason :  Aku lakukan ini agar kamu sadar, dua tahun ini nggak ada artinya kan buat kamu ??
Naura :  Dua tahun ini sangat berarti buat aku, Jas !! jangan pergi !! (menarik tangan Jason )
Jason :  Tapi ini udah jadi keputusanku, kita udah berbeda pandangan. Kalau kamu nggak mau berubah, fine, kita putus..
Naura :  Jason !! Aku nggak mau putus !! Aku masih saying sama kamu !!
Jason :  Good bye, love .. ( melepas tangan Naura dan pergi )
Naura :  Aku nggak akan relain kamu pergi sama Reina .. Sampai kapanpun ..

               Sesunnguhnya aku tak rela ..
               melihat kau dengannya..
               Sunnguh hati terluka ..

   Cukup puas kau buat diriku ..
   Merasakan cemburu ..
   Kembalilah padaku ..



~ TAMAT ~



inilah sekilas cerita dari Chindy Arwina Intani..
mungkin hanya sekedar cerita biasa,
namun inilah kenyataan yang pernah terjadi
Antara Aku Kau dan Dia :)

(kisah nyata)

Rabu, 06 Juli 2011

Susahnya Mengubah Stigma

Masyarakat Indonesia pada umumnya masih susah untuk mengubah stigma negatif akan keberadaan kaum waria. Padahal jika merujuk pada perspektif humanis, waria juga manusia yang memiliki hak hidup, mendapatkan pekerjaan yang layak, bahkan menyoal masalah ibadah.

Tidak ada seorang pun yang memiliki hak untuk melarang orang lain menjalankan agamanya, dan untuk beribadah. Memilih dan menjalankan agama merupakan hak asasi yang tidak bisa diganggu gugat.

Justru para waria mestinya mendapat dukungan dan bimbingan untuk menghilangkan stigma negatif yang selama ini melekat.

PR besar untuk masyarakat dan pemerintah untuk memberikan ruang-ruang untuk memfasilitasi mereka melakukan kegiatan yang jauh lebih positif.

Fakta bahwa mereka adalah waria harus diterima. Selama ini banyak yang menganggap mereka sebagai bagian ketidak-normalan, sakit dan harus disembuhkan. Memang di masyarakat kita sangat sulit menerima mereka.

Respon-respon mencemooh tidaklah bijak atas keberadaan mereka. Paling tidak, kita harus menerima mereka dari perspektif humanis dulu saja.

Masalah perspektif biologis sebagai landasan harus dikesampingkan terlebih dahulu. Terlebih jika dilihat dari perspektif agama, persoalan waria akan sangat pelik. Yang paling penting adalah menempatkan mereka sebagai manusia yang memiliki hak sama dengan lainnya, termasuk untuk melakukan ibadah dan menjalankan agamanya.


Writer : chindy arwina intan